Kimia dalam Islam
Minggu, 14 April 2013
2
komentar
Sejarah dan Perkembangan Ilmu Kimia Dalam Islam
Pada masa keemasan islam, umat islam
mempunyai beberapa nama yang menjadi pelopor perkembangan ilmu kimia. Salah
satunya adalah Abu Musa Jabir Ibnu Hayyan (721-815 H), ilmuwan Muslim pertama
yang menemukan dan mengenalkan disiplin ilmu kimia. Ia lahir di kota peradaban
Islam klasik, Kuffah (Irak), ilmuwan Muslim ini lebih dikenal dengan nama Ibnu
Hayyan. Sementara di Barat ia dikenal dengan nama Ibnu Geber.
Jabir mempunyai kebiasaan yang
cukup konstruktif mengakhiri uraiannya pada setiap eksperimen. Antara lain
dengan penjelasan : “Saya pertama kali mengetahuinya dengan melalui tangan dan
otak saya dan saya menelitinya hingga sebenar mungkin dan saya mencari kesalahan
yang mungkin masih terpendam”. Dari Damaskus ia kembali ke kota kelahirannya,
Kuffah. Setelah 200 tahun kewafatannya, ketika penggalian tanah dilakukan untuk
pembuatan jalan, laboratoriumnya yang telah punah, ditemukan. Di dalamnya
didapati peralatan kimianya yang hingga kini masih mempesona, dan sebatang emas
yang cukup berat.
Teori Jabir
Pada perkembangan berikutnya,
Jabir Ibnu Hayyan membuat instrumen pemotong, peleburan dan pengkristalan. Ia
menyempurnakan proses dasar sublimasi, penguapan, pencairan, kristalisasi,
pembuatan kapur, penyulingan, pencelupan, pemurnian, sematan (fixation),
amalgamasi, dan oksidasi-reduksi. Semua ini telah ia siapkan tekniknya, praktis
hampir semua 'technique' kimia modern. Ia membedakan antara penyulingan langsung
yang memakai bejana basah dan tak langsung yang memakai bejana kering. Dialah
yang pertama mengklaim bahwa air hanya dapat dimurnikan melalui proses
penyulingan.
Khusus menyangkut fungsi dua
ilmu dasar kimia, yakni kalsinasi dan reduksi, Jabir menjelaskan, bahwa untuk
mengembangkan kedua dasar ilmu itu, pertama yang harus dilakukan adalah mendata
kembali dengan metoda-metoda yang lebih sempurna, yakni metoda penguapan,
sublimasi, destilasi, penglarutan, dan penghabluran. Setelah itu, papar Jabir,
memodifikasi dan mengoreksi teori Aristoteles mengenai dasar logam, yang tetap
tidak berubah sejak awal abad ke 18 M. Dalam setiap karyanya, Jabir melaluinya
dengan terlebih dahulu melakukan riset dan eksperimen. Metode inilah yang
mengantarkannya menjadi ilmuwan besar Islam yang mewarnai renaissance dunia
Barat.
Berkat jabir, bangsa Arab tidak
mengalami kesulitan dalam menyusun hipotesa yang wajar," tulis Robert
Briffault. Menurut Briffault, kimia, proses pertama penguraian logam yang
dilakukan oleh para metalurg dan ahli permata Mesir, mengkombinasikan logam
dengan berbagai campuran dan mewarnainya, sehingga mirip dengan proses
pembuatan emas. Proses demikian, yang tadinya sangat dirahasiakan, dan menjadi
monopoli perguruan tinggi, dan oleh para pendeta disamarkan ke dalam formula
mistik biasa, di tangan Jabir bin Hayyan menjadi terbuka dan disebarluaskan
melalui penyelidikan, dan diorganisasikan dengan bersemangat.
Terobosan Jabir lainnya dalam
bidang kimia adalah preparasi asam sendawa, hidroklorik, asam sitrat dan asam
tartar. Penekanan Jabir di bidang eksperimen sistematis ini dikenal tak ada
duanya di dunia. Inilah sebabnya, mengapa Jabir diberi kehormatan sebagai
'Bapak Ilmu Kimia Modern' oleh sejawatnya di seluruh dunia. Dalam hal teori
keseimbangan misalnya, diakui para ilmuwan modern sebagai terobosan baru dalam
prinsip dan praktik alkemi dari masa sebelumnya sangat spekulatif, di mana
Jabir berusaha mengkaji keseimbangan kimiawi yang ada di dalam suatu interaksi
zat-zat berdasarkan sistem numerology yang diterapkannya dalam kaitan alfabet
28 huruf Arab untuk memperkirakan proporsi alamiah dari produk sebagai hasil
dari reaktan yang bereaksi. Sistem ini niscaya memiliki arti esoterik, karena
telah menjadi pendahulu penulisan jalannya reaksi kimia.
Ditemukannya proses pembuatan
asam anorganik oleh Jabir telah memberikan arti penting dalam sejarah kimia. Di
antaranya adalah hasil penyulingan tawas, amonia khlorida, potasium nitrat dan
asam sulferik. Berbagai jenis asam diproduksi pada kurun waktu eksperimen kimia
yang merupakan bahan material berharga untuk beberapa proses industrial.
Penguraian beberapa asam terdapat di dalam salah satu manuskripnya berjudul
Sandaqal-Hikmah (Rongga Dada Kearifan) .
Seluruh karya Jabir Ibnu Hayyan
lebih dari 500 studi kimia, tetapi hanya beberapa yang sampai pada zaman
Renaissance. Di antara bukunya yang terkenal adalah Al Hikmah AlFalsafiyah yang
diterjemahkan ke dalam bahasa Latin berjudul Summa Pefecd on is.
Suatu pernyataan dari buku ini
mengenai reaksi kimia adalah: "Air raksa (merkuri) dan belerang (sulfur)
bersatu membentuk satu produk tunggal, tetapi salah jika menganggap bahwa
produk ini sama sekali baru dan merkuri serta sulfur berubah keseluruhannya
secara lengkap. Yang benar adalah bahwa, keduanya mempertahankan karakteristik
alaminya, dan segala yang terjadi adalah sebagian dari kedua bahan itu
berinteraksi dan bercampur, sedemikian rupa sehingga tidak mungkin
membedakannya secara seksama. Jika dihendaki memisahkan bagian-bagian terkecil
dari dua kategori itu oleh instrumen khusus, maka akan tampak bahwa tiap elemen
(unsur) mempertahankan karakteristik teoretisnya. Hasilnya adalah suatu
kombinasi kimiawi antara unsur yang terdapat dalam keadaan keterkaitan permanen
tanpa perubahan karakteristik dari masing- masing unsur."
Ide-ide eksperimen Jabir itu sekarang lebih dikenal/dipakai sebagai
dasar untuk mengklasifikasikan unsur-unsur kimia, utamanya pada bahan metal,
nonmetal dan penguraian zat kimia. Dalam bidang ini, ia merumuskan tiga tipe
berbeda dari zat kimia berdasarkan unsur-unsurnya yaitu air, metal dan bahan
campuran.
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Kimia dalam Islam
Ditulis oleh ady putra
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://ady-putrar.blogspot.com/2013/04/kimia-dalam-islam.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh ady putra
Rating Blog 5 dari 5
2 komentar:
sungguh, agama islam adalah peletak ilmu peradaban modern dunia....
walaupun kadang kala barat menyangkalnya dan menyembunyikannya,,,,
trima kasih artikelx
bermanfaat skali buat kimiawan yang beragama islam
bagus sekali paparannya semoga ada kelanjutannya dari paparan hingga kimia jaman sekarang yang melibatkan ilmuwan ilmuwan Islam selanjutnya.....
Posting Komentar