Pemilihan Media Pengajaran
Kamis, 18 April 2013
0
komentar
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anda tentu telah mengenal beberapa jenis media yang dapat
digunakan dalam pembelajaran. Setiap jenis media pasti punya kelebihan dan
kelemahan. Pemahanan masing-masing karakteristik media , akan membantu Anda
dalam pemilihan jenis media yang paling tepat untuk kegiatan pembelajaran.
Sebelum kita gunakan, media harus kita pilih secara cermat. Memilih media yang
terbaik untuk tujuan pembelajaran bukanlah pekerjaan yang mudah. Pemilihan itu
rumit dan sulit, karena harus mempertimbangkan berbagai faktor.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Mengapa Perlu Pemilihan Media?
Media pada hakekatnya merupakan salah satu komponen sistem
pembelajaran. Sebagai komponen, media hendaknya merupakan bagian integral dan
harus sesuai dengan proses pembelajaran secara menyeluruh. Ujung akhir dari
pemilihan media adalah penggunaaan media tersebut dalam kegiatan pembelajaran,
sehingga memungkinkan siswa dapat berinteraksi dengan media yang kita pilih.
Apabila kita telah menentukan alternatif media yang akan
kita gunakan dalam pembelajaran, maka pertanyaan berikutnya sudah tersediakah
media tersebut di sekolah atau di pasaran ? Jika tersedia, maka kita tinggal
meminjam atau membelinya saja. Itupun jika media yang ada memang sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang telah kita rencanakan, dan terjangkau harganya. Jika
media yang kita butuhkan ternyata belum tersedia, mau tak mau kita harus
membuat sendiri program media sesuai keperluan tersebut.
Jadi, pemilihan media itu perlu kita lakukan agar kita dapat
menentukan media yang terbaik, tepat dan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi
sasaran didik. Untuk itu, pemilihan jenis media harus dilakukan dengan prosedur
yang benar, karena begitu banyak jenis media dengan berbagai kelebihan dan
kelemahan masing-masing.
B.
Pendekatan/ model pemilihan media pembelajaran
Anderson (1976) mengemukakan adanya dua pendekatan/ model
dalam proses pemilihan media pembelajan, yaitu: model pemilihan tertutup dan
model pemilihan terbuka.
Pemilihan tertutup terjadi apabila alternatif media telah
ditentukan “dari atas” (misalnya oleh Dinas Pendidikan), sehingga mau tidak mau
jenis media itulah yang harus dipakai. Kalau toh kita memilih, maka yang kita
lakukan lebih banyak ke arah pemilihan topik/ pokok bahasan mana yang cocok
untuk dimediakan pada jenis media tertentu. Misalnya saja, telah ditetapkan
bahwa media yang digunakan adalah media audio. Dalam situasi demikian, bukanlah
mempertanyakan mengapa media audio yang digunakan, dan bukan media lain? Jadi
yang harus kita lakukan adalah memilih topik-topik apa saja yang tepat untuk
disajikan melalui media audio. Untuk model pemilihan terbuka, lebih rumit lagi.
Model pemilihan terbuka merupakan kebalikan dari pemilihan
tertutup. Artinya, kita masih bebas memilih jenis media apa saja yang sesuai
dengan kebutuhan kita. Alternatif media masih terbuka luas. Proses pemilihan
terbuka lebih luwes sifatnya karena benar-benar kita sesuaikan dengan kebutuhan
dan kondisi yang ada. Namun proses pemilihan terbuka ini menuntut kemampuan dan
keterampilan guru untuk melakukan proses pemilihan. Seorang guru kadang bisa
melakukan pemilihan media dengan mengkombinasikan antara pemilihan terbuka
dengan pemilihan tertutup.
C.
Kriteria Pemilihan Media
Memilih media hendaknya tidak dilakukan secara sembarangan,
melainkan didasarkan atas kriteria tertentu. Kesalahan pada saat pemilihan,
baik pemilihan jenis media maupun pemilihan topik yang dimediakan, akan membawa
akibat panjang yang tidak kita inginkan di kemudian hari. Banyak pertanyaan
yang harus kita jawab sebelum kita menentukan pilihan media tertentu. Secara
umum, kriteria yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan media pembelajaran
diuraikan sebagai berikut.
1)
Tujuan
Apa tujuan pembelajaran (TPU dan TPK ) atau kompetensi yang
ingin dicapai? Apakah tujuan itu masuk kawasan kognitif, afektif , psikhomotor
atau kombinasinya? Jenis rangsangan indera apa yang ditekankan: apakah
penglihatan, pendengaran, atau kombinasinya? Jika visual, apakah perlu gerakan
atau cukup visual diam? Jawaban atas pertanyaan itu akan mengarahkan kita pada
jenis media tertentu, apakah media realia, audio, visual diam, visual gerak,
audio visual gerak dan seterusnya.
2)
Sasaran didik
Siapakah sasaran didik yang akan menggunakan media?
bagaimana karakteristik mereka, berapa jumlahnya, bagaimana latar belakang
sosialnya, apakah ada yang berkelainan, bagaimana motivasi dan minat
belajarnya? dan seterusnya. Apabila kita mengabaikan kriteria ini, maka media
yang kita pilih atau kita buat tentu tak akan banyak gunanya. Mengapa? Karena
pada akhirnya sasaran inilah yang akan mengambil manfaat dari media pilihan
kita itu. Oleh karena itu, media harus sesuai benar dengan kondisi mereka.
3)
Karateristik media yang bersangkutan
Bagaimana karakteristik media tersebut? Apa kelebihan dan
kelemahannya, sesuaikah media yang akan kita pilih itu dengan tujuan yang akan
dicapai? Kita tidak akan dapat memilih media dengan baik jika kita tidak
mengenal dengan baik karakteristik masing-masing media. Karena kegiatan memilih
pada dasarnya adalah kegiatan membandingkan satu sama lain, mana yang lebih
baik dan lebih sesuai dibanding yang lain. Oleh karena itu, sebelum menentukan
jenis media tertentu, pahami dengan baik bagaimana karaktristik media tersebut.
4) Waktu
Yang dimaksud waktu di sini adalah berapa lama waktu yang
diperlukan untuk mengadakan atau membuat media yang akan kita pilih, serta
berapa lama waktu yang tersedia / yang kita memiliki, cukupkah ? Pertanyaan
lain adalah, berapa lama waktu yang diperlukan untuk menyajikan media tersebut
dan berapa lama alokasi waktu yang tersedia dalam proses pembelajaran ? Tak ada
gunanya kita memilih media yang baik, tetapi kita tidak cukup waktu untuk
mengadakannya. Jangan sampai pula terjadi, media yang telah kita buat dengan
menyita banyak waktu, tetapi pada saat digunakan dalam pembelajran ternyata
kita kekurangan waktu.
5)
Biaya
Faktor biaya juga merupakan pertanyaan penentu dalam memilih
media. Bukankah penggunaan media pada dasarnya dimaksudkan untuk meningkatkan
efisiensi dan efektifitas pembelajaran. Apalah artinya kita menggunakan media,
jika akibatnya justru pemborosan. Oleh sebab itu, faktor biaya menjadi kriteria
yang harus kita pertimbangkan. Berapa biaya yang kita perlukan untuk membuat,
membeli atau meyewa media tersebut? Bisakah kita mengusahakan beaya tersebut/
apakah besarnya biaya seimbang dengan tujuan belajar yang hendak dicapai? Tidak
mungkinkan tujuan belajar itu tetap dapat dicapai tanpa menggunakan media itu,
adakah alternatif media lain yang lebih murah namun tetap dapat mencapai tujuan
belajar? Media yang mahal, belum tentu lebih efektif untuk mencapai tujuan
belajar, dibanding media sederhana yang murah.
6) Ketersediaan
Kemudahan dalam memperoleh media juga menjadi pertimbangan
kita. Adakah media yang kita butuhkan itu di sekitar kita, di sekolah atau di
pasaran ? Kalau kita harus membuatnya sendiri, adakah kemampuan, waktu tenaga
dan sarana untuk membuatnya? Kalau semua itu ada, petanyaan berikutnya
tersediakah sarana yang diperlukan untuk menyajikannya di kelas? Misalnya,
untuk menjelaskan tentang proses tejadinya gerhana matahari memang akan lebih
efektif jika disajikan melalui media video. Namun karena di sekolah tidak ada
aliran listrik atau tidak punya video player, maka sudah cukup bila digunakan
alat peraga gerhana matahari.
7) Konteks penggunaan
Konteks penggunaan maksudnya adalah dalam kondisi dan
strategi bagaimana media tersebut akan digunakan. Misalnya: apakah untuk
belajar individual, kelompok kecil, kelompok besar atau masal ? Dalam hal ini
kita perlu merencanakan strategi pembelajaran secara keseluruhan yang akan kita
gunakan dalam proses pembelajaran, sehingga tergambar kapan dan bagaimana
konteks penggunaaan media tersebut dalam pembelajaran.
8) Mutu Teknis
Kriteria ini terutama untuk memilih/membeli media siap pakai
yang telah ada, misalnya program audio, video, garafis atau media cetak lain.
Bagaimana mutu teknis media tersebut, apakah visualnya jelas, menarik dan cocok
? Apakah suaranya jelas dan enak didengar ? Jangan sampai hanya karena
keinginan kita untuk menggunakan media saja, lantas media yang kurang bermutu
kita paksakan penggunaannya. Perlu diinggat bahwa jika program media itu hanya
menjajikan sesuatu yang sebenarnya bisa dilakukan oleh guru dengan lebih baik,
maka media itu tidak perlu lagi kita gunakan.
D. Prinsip-prinsip Pemilihan Media Pembelajaran
Pemilihan media merupakan keputusan yang menarik dan
menentukan terhadap ketepatan jenis media yang akan digunakan, yang selanjutnya
sangat mempengaruhi efektvitas dan efisiensi proses pembelajaran. Dalam
menentukan ketepatan media yang akan dipersiapkan dan digunakan melakui proses
pengam-bilan keputusan adalah berhubungan dengan kemampuan yang dimiliki oleh
me¬dia termasuk kelebihan dari karakteristik media yang bersangkutan
dihubungkan dengan berbagai komponen pembelajaran. Belum tentu jenis media yang
mahal, yang lebih modern, yang lebih serba maju akan mendukung terciptanya
pembela-jaran yang efektv dan efisien . Sebaliknya jenis media sederhana,
harganya murah, mudah dibuat atau mudah didapat mungkin lebih efektif dan
efisien diban¬ding yang lebih modern tersebut Begitu juga posisi media dalam
pola pembela¬jaran yang akan dilaksanakan sangat mempengaruhi keteptan jenis
media yang akan digunakan.
Sebelum melakukan proses pemilihan media ada beberapa
prinsip yang harus diperhatikan.
Adanya kejelasan tentang maksud dan tujuan pemilihan media
tersebut
Tujuan pemilihan media harus dihubungkan dengan tujuan dari penggu-naan media. Tujuan penggunaan media dapat bermacam-macam, seperti se¬kedar pengisi waktu, untuk hiburan, untuk informasi umum, untuk pembelajar¬an. Jika tujuan pemilihannya selain bukan pembelajaran, sebetulnya bukan tugas utama teknolog pendidikan. Tetapi kita harus mampu untuk melaksana¬kannya. Jika tujuan pemilihannya untuk pembelajaran harus dilihat peranan¬nya apakah sebagai alat bantu, sebagai pendamping guru, atau sebagai media untuk pembelajaran individual atau kombinasi dari semuanya itu.
Tujuan pemilihan media harus dihubungkan dengan tujuan dari penggu-naan media. Tujuan penggunaan media dapat bermacam-macam, seperti se¬kedar pengisi waktu, untuk hiburan, untuk informasi umum, untuk pembelajar¬an. Jika tujuan pemilihannya selain bukan pembelajaran, sebetulnya bukan tugas utama teknolog pendidikan. Tetapi kita harus mampu untuk melaksana¬kannya. Jika tujuan pemilihannya untuk pembelajaran harus dilihat peranan¬nya apakah sebagai alat bantu, sebagai pendamping guru, atau sebagai media untuk pembelajaran individual atau kombinasi dari semuanya itu.
Di samping itu jika tujuannya untuk media pembelajaran
apakah untuk mencapai tujuan kognitif, afektif atau psikomotor termasuk yang
harus diper-hatikan masing-masing dari aspek tujuan tersebut.
Yang harus diperhatikan dalam mempertimbangkan sebagai media
pembelajaran apakah untuk sasaran individu, kelompok, atau klasikal, atau untuk
sasaran tertentu, misalnya anak balita, orang dewasa, masyarakat petani, orang
buta, orang tuli, dan sebagainya.
E. Adanya familiaritas media
Istilah familiaritas berasal dari famili atau keluarga
artinya mengenal utuh tentang media yang akan dipilih. Setiap jenis media
mempunyai sifat dan karakteristik yang berbeda satu sama lain. Jika dihubungkan
karakteristik setiap media tersebut terhadap komponen pembelajaran akan
mempunyai konseku¬ensi yang berbeda. Misalnya dihubungkan dengan tujuan
pembelajaran media tertentu secara efektif dan efisien dapat mencapai tujuan
kognitif tetapi media tertentu yang lain tidak bisa secara efektif. Begitu juga
untuk tujuan afektif dan psikomotor ada beberapa media yang dapat digunakan
untuk mencapai tujuan tersebut secara efisien dan efeklif ada juga yang tidak.
Jika dihubungkan dengan sasaran belajar, ada yang bisa secara efisien dan
efektif untuk individu, kelompok, klasikal tetapi ada juga yang tidak. Jika
dihubungkan dengan isi pe¬san yang dipelajari, ada media yang dapat digunakan
untuk menyajikan pesan yang bersifat faktual, konsep, prinsip, prosedur, atau
sikap, tetapi ada juga yang tidak.
Oleh karena itu sebagai teknolog pendidikan harus mengenal
betul sifat dan karakteristik dari masing-masing media tersebut agar media yang
akan di¬pilih betul-betul tepat sesuai dengan yang dibutuhkan dalam kegiatan
pembela¬jaran.
Ada sejumlah media pembelajaran yang dapat dipilih atau diperbandingkan
Sekalipun telah dikenal betul tentang sifat dan karakteristik dari berbagai macam media, tidak akan ada gunanya jika tidak tersedia sejumlah media yang akan dipilih. Karena pada hakekatnya pemilihan adalah proses pengambilan keputusan untuk menetapkan media yang paling cocok dipakai untuk kegiatan pembelajaran, berarti harus terdapat sejumlah media yang diperbandingkan. Begitu juga jika jenis media yang diperbandingkan terbatas maka jenis media yang ditetapkan untuk digunakan juga terbatas apa adanya.
Ada sejumlah media pembelajaran yang dapat dipilih atau diperbandingkan
Sekalipun telah dikenal betul tentang sifat dan karakteristik dari berbagai macam media, tidak akan ada gunanya jika tidak tersedia sejumlah media yang akan dipilih. Karena pada hakekatnya pemilihan adalah proses pengambilan keputusan untuk menetapkan media yang paling cocok dipakai untuk kegiatan pembelajaran, berarti harus terdapat sejumlah media yang diperbandingkan. Begitu juga jika jenis media yang diperbandingkan terbatas maka jenis media yang ditetapkan untuk digunakan juga terbatas apa adanya.
Ada sejumlah kriteria atau norma yang dipakai dalam proses
pemilihan
Prinsip ini merupakan hal yang terpenting dalam proses pemilihan karena akan dipakai dan digunakan serta menentukan jenis media yang ditentukan. Sejumlah kriteria atau norma yang dikembangkan harus disesuaikan dengan keterbatasan kondisi setempat mulai dari tujuan yang ingin dicapai, fasilitas, tenaga maupun dana, dampak kemudahan yang diperolehnya serta efisiensi dan efektivitasnya.
Prinsip ini merupakan hal yang terpenting dalam proses pemilihan karena akan dipakai dan digunakan serta menentukan jenis media yang ditentukan. Sejumlah kriteria atau norma yang dikembangkan harus disesuaikan dengan keterbatasan kondisi setempat mulai dari tujuan yang ingin dicapai, fasilitas, tenaga maupun dana, dampak kemudahan yang diperolehnya serta efisiensi dan efektivitasnya.
Penyesuaian dengan keterbatasan kondisi setempat bukan
menghilangkan idealisasi norma, tetapi dimaksudkan apakah memungkinkan untuk
dilaksanakan atau tidak. Karena itu jumlah dan kedetailan norma atau kriteria
yang dikembangkan untuk lembaga satu dengan lembaga yang lain bisa berbeda.
Selain itu sebelum mengembangkan kriteria dan melaksanakan
pemilihan media harus diketahui jenis media yang akan dipilih apakah termasuk
media by design ataukah by utilization. Karena konsekuensi dan jenis media
tersebut berdampak pada penentuan kriteria atau norma yang dipakai. Media by
utilization yang dimaksud adalah media yang telah tersedia secara umum dan
banyak di lapangan atau di pasaran, tinggal menyesuaikan untuk dimanfaatkan
dalam pembelajaran. Sedangkan yang dimaksud dengan media by design ada¬lah
media yang sengaja dirancang dan dikembangkan untuk mencapai tujuan
pembelajaran tertentu. Karena itu proses dan kriteria pemilihan yang dipakai
tentunya berbeda.
F. Prosedur pemilihan Media pembelajaran
Untuk jenis media rancangan (by design), beberapa macam cara
telah dikembangkan untuk memilih media. Dalam proses pemilihan ini, Anderson
(1976) mengemukakan prosedur pemilihan media menggunakan pendekatan flowchart
(diagram alur). Dalam proses tersebut ia mengemukan beberapa langkah dalam
pemilihan dan penentuan jenis penentuan media, yaitu :
1. Menentukan apakah pesan yang akan kita sampaikan melalui
media termasuk pesan pembelajaran atau hanya sekedar informasi umum / hiburan.
Jika hanya sekedar informasi umum akan diabaikan karena prosedur yang dikembangkan
khusus untuk pemilihan media yang bersifat / untuk keperluan pembelajaran.
2. Menentukan apakah media itu dirancang untuk keperluan
pembelajaran atau hanya sekedar alat bantu mengajar bagi guru (alat peraga).
Jika sekedar alat peraga, proses juga dihentikan ( diabaikan).
3. Menentukan apakah tujuan pembelajaran lebih bersifat
kognitif, afektif atau psikomotor.
4. Menentukan jenis media yang sesuai untuk jenis tujuan yang
akan dicapai, dengan mempertimbangkan kriteria lain seperti kebijakan,
fasilitas yang tersedia, kemampuan produksi dan beaya.
5. Mereview kembali jenis media yang telah dipilih, apakah sudah tepat
atau masih terdapat kelemahan, atau masih ada alternatif jenis media lain yang
lebih tepat.
6. Merencanakan, mengembangkan dan memproduksi media.
Pendekatan lain yang dapat digunakan dalam memilih media
adalah pendekatan secara matrik. Salah satu dari pendekatan ini adalah yang
dikemukakan oleh Alen. Matrik ini memberikan petunjuk yang dapat dijadikan
pertimbangan dalam memilih media yang sesuai dengan jenis tujuan pembelajaran
tertentu. Ia menggambarkan tinggi rendahnya kemampuan setiap jenis media bagi
pencapaian berbagai tujuan belajar sebagai berikut :
Matrik kemampuan setiap jenis media dalam mempengaruhi
berbagai jenis belajar Untuk menggunakan matrik di atas, terlebih dahulu kita
mempelajari jenis belajar mana yang akan dipelajari / harus dikuasai siswa,
apakah informasi faktual, konsep, keterampilan dan seterusnya. Setelah itu,
kita bisa memilih jenis media yang sesuai dengan jenis belajar tersebut.
Caranya dengan melihat dalam kolom yang yang berlabel “tinggi “ yang tertera di
bawah kolom jenis belajar. Selanjutnya kita lihat secara horizontal ke kolom
paling kiri untuk memperoleh petunjuk jenis media mana yang sebaiknya kita
pilih. Jika media tersebut ternyata tidak tersedia, atau tidak mungkin
disediakan kareana mahal, tidak praktis, atau tidak sesuai dengan kondisi
siswa, dengan cara yang samamaka pilihan kita beralih pada jenis media yang
berlabel “ “sedang”. Ini berati kita telah memilih jenis media “terbaik kedua”,
bukan yang terbaik.
Sekali lagi, pertimbangan utama dalam memilih media adalah
keseuaian media tersebut dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai oleh
siswa. Jika terdapat beberapa jenis media yang sama sama baik dan sesuai, maka
prioritas kita adalah memilih jenis media yang murah, lebih praktis dan yang
telah tersedia di sekitar kita.
DAFTAR PUSTAKA
Sastrawijaya,
Tresna.1988. Proses Belajar Mengajar di Perguruan Tinggi. Jakarta: P2LPTK .
Depdikbud
Sulaiman,
Dadang. 1988. Teknologi/Metodologi Pengajaran. Jakarta P2LPTK Ditjen Dikti.
Wijaya,
Cece.dkk.1988. Upaya Pembaharuan Dalam Pendidikan. Bandung Remadja Karya.
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Pemilihan Media Pengajaran
Ditulis oleh ady putra
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://ady-putrar.blogspot.com/2013/04/pemilihan-media-pengajaran.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh ady putra
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar:
Posting Komentar